Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Proses Pengambilan Keputusan dalam
Organisasi
Pengambilan keputusan adalah
menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama - sama.
Keputusan terdiri dari :
· Keputusan Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh
manajemen puncak dari suatu organisasi.
· Keputusan Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement
menengah.
· Keputusan Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen
bawah.
Pengambilan keputusan secara
universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative.
Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A. Simon, Proses
pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai
kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan
pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin
dilakukan.
Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan
tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut Scott dan
Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
Proses pencarian/penemuan tujuan
Formulasi tujuan
Pemilihan Alternatif
Mengevaluasi hasil-hasil
Pendekatan konperhensif lainnya
adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING ada lima langkah
dalam proses pengambilan keputusan:
Identifikasi dan Diagnosa masalah
Pengumpulan dan Analisis data yang
relevan
Pengembangan dan Evaluasi
alternative alternative
Pemilihan Alternatif terbaik
Implementasi keputusan dan Evaluasi
terhadap hasil-hasil
Proses pengambilan keputusan dalam
organisasi ialah kumpulan yang terdiri
dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan
terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat
diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan
keputusan ada beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu
:
1. Kewenangan Tanpa Diskusi (Authority Rule
Without Discussion)
Metode pengambilan keputusan ini
seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan
militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
ketika organisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini
cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode
pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang
diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang anggota
organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga
memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode
pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota
organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi
kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang
yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit
menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior).
Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas
terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah
seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3. Kewenangan Setelah Diskusi (authority
rule after discussion)
Sifat otokratik dalam pengambilan
keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama.
Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau
opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan
kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek
kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha
menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat
anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun
perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini
juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing
untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para
anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan atau konsensus akan
terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang
diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni
partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan
keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari
kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang
relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk
digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan
keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik dalam arti
tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul
dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif
yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
Jumlah waktu yang ada dan dapat
dimanfaatkan
Tingkat pentingnya keputusan yang
akan diambil oleh kelompok, dan
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki
oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dari metode di atas tersebut sangat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan, yaitu :
Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu sama seperti
prinsip, jadi dalam organisasi harus punya prinsip.
Sanksi
Sanksi sangat perlu dalam
organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama baik itu pemimpin maupun
anggotanya.
Keahlian
Pemimpin harus punya kekuatan mental
dalam organisasi, jika tidak sama saja seperti pemimpin yang tidak mempuanyi
gelar.
Kharisma
Semua pemimpin harus punya kharisma
agar terus menjadi panutan bagi semua orang. Maka dari itu kharisma merupakan
citra baik yang di miliki seseorang agar menjadi panutan semua orang.
Model-model Pengambilan keputusan
a. Model Perilaku Pengambilan keputusan
· Model Ekonomi
yang dikemukakan oleh ahli ekonomi
klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan
keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan
maksimum
· Model Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert A. Simon
dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup
keuntungan yang memuaskan
· Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana
perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas
mengambil keputusan
· Model Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model
ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan
keputusan
· Model Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh Wright Mills
menekankan pada sifat kompetitif
· Model Sosial
Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana
menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi
perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b. Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
· Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini
menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
· Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana
kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif berdasarkan pada
proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas
observasi
Disamping model-model diatas (model
linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota mengemukakan konsep dan
anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju kemudian dikembangkan lebih
lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a. Teknik Kreatif
· Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok
dengan memberikan kesempatan para
anggota untuk melontarkan ide-idenya.
· Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses
kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk meningktakan keluaran
(output) kreatif individual dan kelompok
b. Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
· Teknik Modern
- Teknik Delphi
- Teknik Kelompok Nominal
Contoh pengambilan keputusan dalam
organisasi
DPR yang masih ragu dalam
pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya
pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan
masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin
menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang
tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil
keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak.
Sumber :
http://zzzfadhlan.wordpress.com/2011/05/27/proses-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi-2/
http://hutantropis.com/metode-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
http://lanicitraagustini.blogspot.com/2011/10/proses-yang-mempengaruhi-pengambilan.html
http://wahid-bismania.blogspot.com/2011/11/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan.html
0 komentar:
Posting Komentar